Hari ini, 20 Mei 2023, menjadi momentum peringatan Hari Kebangkitan Nasional. Sejak tahun 1948, setiap tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Sejatinya, peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini adalah untuk mengenang bagaimana perjuangan bangsa Indonesia di era pergerakan nasional. Di mana, pada saat itu perjuangan kemerdekaan tak melulu angkat senjata, tetapi juga adu taktik dalam diplomasi dan gerakan organisasi modern.
Tentunya, dalam setiap masa perjuangan, ada peran perempuan di sana.
Pada artikel kali ini, Bengkel Bunda ingin mengajak para sahabat sekalian untuk mengenal lebih dekat sosok-sosok perempuan yang punya andil besar dalam era pergerakan nasional.
Dewi Sartika
Dewi Sartika adalah perempuan asal Bandung yang turut andil dalam era pergerakan nasional. Tahun 1904, dia mendirikan Sekolah Keutamaan Istri.
Sekolah Keutamaan Istri ini bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada kaum perempuan, terutama agar bisa membaca, menulis, berhitung dan ketrampilan dalam hidup berumah tangga.
Baca Juga : Membangun Rasa Percaya Diri bersama Bengkel Bunda
Muridnya tak berasal dari Bandung saja, tetapi juga dari kota-kota lain disekitar, seperti Garut, Tasikmalaya dan Purwakarta.
Roehana Koeddoes
Roehana Koeddoes adalah seorang perempuan keturunan Minang yang juga berjuang di era pergerakan nasional. Roehana Koeddoes mendirikan KAS (Kerajinan Amai Setia).
KAS merupakan sekolah ketrampilan khusus bagi wanita, didirikan pada tanggal 11 Februari 1911. Melalui sekolah ini, ia mengajarkan berbagai keterampilan mulai dari baca tulis, pendidikan agama, budi pekerti, dan mengelola keuangan.
Baca Juga : Selamat Hari Kartini! Yuk, Jadi Kartini Tangguh Bersama Bengkel Bunda
Perjuangan Roehana Kudus tidaklah mudah. Ia banyak menerima tantangan, baik dikalangan pemuka adat maupun masyarakat sekitar. Namun dengan semangat juang tinggi, ia tetap gigih dan yakni dengan apa yang sedang diperjuangkannya.
Ia beranggapan bahwa, diskriminasi terhadap kaum perempuan untuk mendapatkan pendidikan adalah tindakan yang harus dilawan. Selain mendirikan KAS, Roehana Koeddoes juga berjuang melalui surat kabar yang bernama Soenting Melayu.
Maria Yosephine Catharine Maramis
Maria Yosephine Catharine Maramis adalah perempuan yang berasal dari Sumatera Utara. Tahun 1917 di kota Manado, ia mendirikan PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Turunannya) .
PIKAT bertujuan untuk memajukan harkat dan martabat perempuan. Organisasi PIKAT kemudian berkembang begitu pesat di Indonesia, ditandai dengan berdirinya cabang-cabang di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bogor, Malang, Balikpapan, Magelang dan lain-lain.
Selain berhasil mendirikan PIKAT, Maria Walanda Maramis juga berhasil mendirikan "Hulshoud School PIKAT" (sekolah rumah tangga untuk gadis-gadis), khusus siswi yang telah lulus sekolah dasar.
Nyai Ahmad Dahlan (H. Siti Walidah)
Nyai Ahmad Dahlan (H. Siti Walidah) adalah istri dari pendiri organisasi MuhammaddiyaMuhammaddiyah, KH. Ahmad Dahlan.
Tahun 1917, Nyai Ahmad Dahlan mendirikan organisasi Aisyah. Peran penting Aisyah adalah untuk memajukan pendidikan umum dan agama bagi kamu wanita. Kegiatan lainnya seperti menanamkan rasa nasionalisme dan kebangsaan serta memelihara anak yatim. Dibentuknya Aisyah tentu memberikan manfaat bagi kaum perempuan agar dapat berperan aktif dalam pergerakan nasional di Indonesia pada masa itu.
Penutup
Itu tadi empat perempuan hebat yang turut andil dalam era pergerakan nasional. Mereka berempat berjuang untuk meningkatkan harkat dan martabat kaumnya melalui pendidikan.
Baca Juga : Meningkatkan Partisipasi Perempuan dalam Dunia Teknologi: Tantangan dan Peluang
Semoga jasa keempatnya bisa menjadi bahan refleksi bagi kita semua. Bahwa, perempuan harus pintar untuk bisa mengangkat harkat dan martabatnya.
Setuju?
sejak dulu banyak perempuan hebat yang andil dalam pergerakan nasional ya, Mbak. Makanya, di era sekarang kita bisa meneladani mereka agar bisa bermanfaat untuk sesama.
ReplyDeleteMemang teramat jelas perbedaan yang tampak dalam perjuangan wanita zaman dulu dan sekarang. Sekarang semua serba mudah. Terutama sejak adanya internet.
ReplyDeleteKalau ingat perempuan zaman dahulu dan jika dibandingkan dengan perempuan zaman sekarang, rasanya miris dan hati ikut tersyaat. Betapa sangat berbeda. Tulisan seperti ini atau bahkan konten yg menayangkan perempuan hebat nampaknya perlu ada. Supaya perempuan sekarang bisa mencontoh peremluan terdahulu
ReplyDeleteMereka seperti Kartini, tapi dari luar Jepara. Misinya hampir sama, yaitu peduli pada pendidikan dan kesejahteraan kaum wanita.
ReplyDeleteBanyak dari kalangan perempuan yang turut serta menjunjung tinggi harkat martabat perempuan di zaman dulu, tidak hanya Kartini saja. Semangat yuk..yuk diriku menjadi pribadi lebih baik dari sebelumnya
ReplyDeletePerempuan-perempuan tangguh yang semangatnya patut jadi inspirasi perempuan Indonesia masa kini.BTW kayaknya typo tempat kelahiran Maria Maramis Mestinya Sulawesi Utara.
ReplyDeleteMasyaa Allah ya. Dengan adanya peran wanita wanita zaman kemerdekaan, Alhamdulillah wanita Indonesia sekarang lebih maju.
ReplyDeleteBerkat tauladan para perempuan hebat ini ya perempuan Indonesia bisa maju dan berkembang. Perjuangannya bisa dirasakan manfaatnya hingga saat ini.
ReplyDeleteSepakat, salut dengan beliau ini, berkat jasanya banyak hal yang bisa dinikmati olsh perempuan saat ini
ReplyDeleteMashAllah~
ReplyDeletePerempuan dan pada masanya yang bisa berkontribusi positif untuk masyarakat, tidak hanya bergerak, memberi inspirasi positif bagi sesama perempuan, tapi juga kepada seluruh pejuang kala itu.
Barakallahu fiikuna.
Penting sekali peran wanita dalam kemajuan bangsa Indonesia ini. Kjta teladani kebaikannya
ReplyDeletePerempuan memang punya peranan penting dalam kehidupan ya, bisa menjadi pahlawan juga, baik pahlawan-pahlawan perempuan nasional yang sudah dikenal itu, maupun pahlawan yang luas lagi maknanya ya, yang bisa berjuang untuk kehidupan yang lebih baik lagi
ReplyDeleteDi balik kebangkitan nasional, ada banyak tokoh perempuan yang memiliki peran sangat penting untuk memajukan kaumnya, patut diteladaninya karena saat itu pasti tidak mudah untuk para tokoh wanita ini untuk mengajak kaum perempuan meningkatkan potensinya serta literasinya.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletememang tak bisa dipungkiri perempuan-perempuan memang memiliki daya juang yang tak kalah kuat dengan laki-laki, area berjuangnya berbeda, meski sering dianggap lemah.
ReplyDeleteTerima kasih artikelnya mba, mengingatkan kembali banyak perempuan hebat yg berjasa demi kemajuan kaumnya.. malah hanya inget nama Dewi Sartika dibanding nama2 lainnya, semuanya patut menjadi inspirasi untuk generasi saat ini
ReplyDeleteselain Kartini sebenarnya ada banyak ya, mbak tokoh perempuan yang berperan memperjuangkan hak-hak para wanita di Indonesia. harusnya ke depannya para tokoh wanita ini juga lebih banyak diceritakan biar kita semua tahu kiprah mereka
ReplyDelete